-Anonymous
------------------------------------------------------------
Sekitar pertengahan bulan Juli 2010.
"London...Looonndddooonn...ingin kukesana...London...Loonnndddonnn..."
*hening*
Dari markas orang tua saya terdengar suara laki-laki yang -maaf- aga sedikit parau namun alunannya gembira.
Tidak lama berselang dari alunan gembira itu,
Papap saya yang posesif tapi nice banget itu keluar dari markasnya :
"Fathin...September papap mau ke London donk"
Saya -dengan nada luar biasa antusias- :
"Masa? Ngapain"
Papap:
"Ibadah donk.."
Saya :
"Ibadah mah ke Arab kali pap"
Papap:
"Hehehehe...-sambil kembang kempis hidungnya- Isi seminar micro finance disana"
Saya:
"Waawww..sekarang jadi pembicara? Tahun kemarin kan yang di Belanda itu ya? cuma anggota conference aja...Trus yang dateng siapa aja? Bahasa Inggrisnya gmn logatnya?"
Tanya jawab dilanjutkan sampe papap bosen jawabnya dan memilih diam.
***
Papap pernah cerita, ketika beliau dikabarkan mendapat undangan ke Belanda untuk menghadiri konferensi tentang Micro Finance.
Ini semua diluar perkiraan beliau, menghentakkan kaki di tanah Eropa. Benua dengan banyak bangunan-banguan tua yang mecengangkan.
Ketika bekerja di perusahaan besar dengan reputasi yang jempolan serta jabatan yang mententeng, kegiatan beliau hanya keliling Indonesia. Dari pulau Sumatra sampai Papua. Keluar negri? Hanya seputar Asia Tenggara.
Dengan tipikal pribadi yang bosenan dan selalu ingin bermanfaat bagi ummat, Papap memutuskan untuk keluar dari perusahaan besar tersebut melepas jabatan yang saya pikir semua orang inginkan. Bukan tanpa pertimbangan, pertimbangan "Apakah perusahaan itu sudah bisa dilepas dan tetap mempertahankan idealismenya?" Ya, beliau sudah bisa meninggalkan perusahaan tersebut dengan tenang.
Keluar dari perusahaan dan meninggalkan jabatannya, berarti perubahan dalam hidupnya pun mengikuti.
Apalagi dari sisi keuangan -hanya saya dan mama yang tahu bagaimana perubahan itu terjadi, mungkin karna saya anak sulung-.
Pada kondisi ini, didikan papap sangat terasa. Beliau bukan orang tua yang dengan mudahnya menuruti kemauan anaknya kalau itu tidak ada manfaat serta hanya menjadi sesuatu yang mubadzir. Jadi, semua terasa sama walaupun sebenarnya kondisinya berbeda.
Oh..satu lagi, papap saya ini keyakinannya luar biasa. Yakin bahwa Allah lah yang memberi dan mengambil semua.
Singkat cerita -biar ga kepanjangan- Papap yang ahli Asuransi tertarik pada Micro Finance, sesuai bidangnya memilih Micro Insurance yang sudah berkembang dinegara-negara eropa. Membangun Micro Insurance pertama di Indonesia bersama 2 sahabatnya, dengan keyakinan apa yang beliau lakukan merupakan hamparan sujudnya pada Allah, sekarang beliau terbang menuju London.
Ini kali keduanya mengunjungi benua indah yang penuh cerita, Eropa. Menjadi salah satu ahli yang berbicara didepan anggota konferensi dari seluruh dunia.
Melepas sesuatu karna Allah, Allah akan menggantikannya dengan hal yang luar bisa.
PS: Wahai dunia..lihatlah...itu Ayahku...yang berbicara didepan sana, didepan Anda sekalian adalah Ayahku..